JAKARTA – Miniatur merupakan hal yang sudah dikenal oleh masyarakat luas sejak lama.
Dalam laman KBBI, miniatur memiliki artian tiruan suatu objek dalam skala yang diperkecil atau sesuatu yang kecil.
Miniatur juga bisa berupa lukisan dan lainnya, serta menirukan bentuk aslinya, namun dalam ukuran yang lebih kecil.
Berdasarkan catatan e-Kompas.ID, Rabu (25/1/2023), miniatur awalnya digunakan untuk keperluan ritual keagamaan. Pada masa Kerajaan Mesir, terdapat miniatur rumah, perabotan, perahu, dan lainnya yang ditempatkan di dalam piramida untuk kebutuhan keagamaan.
Sementara itu, pada zaman Mesir Kuno, sekitar 3.000 SM, tablet tanah liat Mesopotamia dianggap sebagai buku miniatur pertama. Hal ini menunjukkan bahwa miniatur sudah eksis sejak ribuan tahun lalu, namun memang pembuatannya belum masif.
BACA JUGA:Cerita Pembuat Miniatur di Grobogan, Karyanya Tembus Pasar Luar Negeri hingga Laku Rp80 Juta
Masuk ke sekitar akhir abad ke-3 sampai pertengahan abad ke-4 Masehi, miniatur sudah terbuat dari perunggu dan menyerupai alat-alat pertanian juga binatang, seperti kadal, ular, dan katak.
Istilah miniatur sendiri mulai muncul di sekitar abad ke-5, yang diambil dari kata ‘minimum’ berarti kecil dan mendetail.
Seorang pencetak dan ahli printing asal Jerman, Peter Schoffer, menerbitkan buku miniatur tradisional pertama bernama Diurnale Mogantinum di tahun 1468.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita e-Kompas.ID di Google News
Selanjutnya, pada abad ke-16, miniatur patung mulai dibuat dari berbagai bahan, seperti batu, keramik, logam, dan kayu. Di abad ke-16 pula, miniatur rumah boneka Eropa mulai terkenal. Awalnya, masyarakat menyebut miniatur rumah ini sebagai rumah bayi, yang dibuat di Jerman dengan bahan dasar tembaga.
Miniatur juga bisa berupa lukisan. Dalam informasi yang ada di laman Britannica, lukisan miniatur muncul di abad ke-16 sampai 17, berupa potret tempa halus yang dibuat di atas kertas vellum.
Pembuatan lukisan miniatur pertama tercatat dilakukan oleh Jean Clouet asal Prancis di Istana Francis I. Pelukis lain yang juga membuat lukisan miniatur adalah Lucas Horenbout, seorang pelukis Inggris yang karyanya dibuat di bawah pengawasan Raja Henry VIII.
Hingga kini, masih banyak orang yang belum mengetahui perbedaan antara miniatur, maket, dan diorama. Ketiganya sulit dibedakan karena ukurannya yang juga sama-sama kecil.
Adapun untuk perbedaan miniatur dengan maket terlebih dahulu.
Meskipun keduanya berukuran kecil, namun maket lebih mengarah kepada bentuk tiruan gedung, kapal, pesawat terbang, dan objek lainnya dengan skala kecil dan 3 dimensi.
Maket umumnya terbuat dari tanah liat, kertas, hingga kayu. Dalam Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan (2020) berjudul ‘Studi Terhadap Validitas Serta Manfaat Penggunaan Maket dalam Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Konstruksi dan Utilitas Gedung’, maket sangat mampu digunakan sebagai bahan ajar atau media pembelajaran.
Sehingga, peserta didik bisa dengan mudah menguasai materi yang diberikan. Dengan adanya maket, siswa tidak hanya berimajinasi, namun juga bisa mempelajari sebuah bangunan secara fisik dan mengaplikasikannya.
Pembahasan selanjutnya adalah mengenai perbedaan miniatur dengan diorama. Menurut pengertian yang dimuat oleh KBBI, diorama memiliki arti sebagai sebuah sajian pemandangan dalam ukuran kecil dan dilengkapi dengan patung. Gambaran yang ada di dalam diorama sangat mirip dengan aslinya, tentunya dengan pola 3 dimensi.
Di sisi lain, diorama juga bisa diartikan sebagai pameran spesimen satwa liar atau pemandangan yang sama dengan ukuran aslinya.
Diorama biasanya terdapat di museum guna menggambarkan cerita atau kehidupan di masa lampau. Tujuan dipasangnya diorama pada museum adalah untuk hiburan sekaligus pendidikan. Seperti yang ada pada Museum Victoria, Australia. Di sini, diorama yang dibuat menggambarkan kehidupan fauna di wilayah tersebut sejak tahun 1940-an.
Sementara itu, diorama digunakan di hampir seluruh museum di Indonesia. Dalam Jurnal Walasuji (2016) ‘Membentuk Karakter Bangsa: Sejarah Indonesia Dalam Diorama Monumen Nasional’, diorama yang terdapat di Monumen Nasional (Monas) menggambarkan perkembangan sejarah Indonesia secara garis besar.
Pembangunan diorama di Monas mulai dilakukan sejak masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Meskipun demikian, gagasan pembangunan museum sejarah dalam bentuk diorama sudah dilontarkan Soekarno ketika masih menjabat sebagai presiden.
Menurutnya, diorama adalah media yang sangat efektif untuk menceritakan perjalanan bangsa Indonesia secara mendalam.