JAKARTA – Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan sebuah partai politik di Indonesia yang berhaluan komunis. Partai ini pernah berhasil menjadi partai terbesar di Indonesia, terlebih lagi dengan adanya sistem Nasakom yang memperkuat posisi PKI di ranah politik. Kebesarannya tidak hanya tersebar di dalam negeri, namun hingga dunia. PKI menjadi partai politik komunis terbesar ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok, sebelum akhirnya hancur dan dibubarkan pada 12 Maret 1966.
Dalam sejarah perjalanannya, PKI telah melancarkan serangkaian pemberontakan. Pemberontakan yang paling terkenal adalah peristiwa G30S PKI yang menewaskan 6 jenderal dan 1 perwira TNI AD. Namun sebelum itu, PKI telah beberapa kali melakukan upaya perlawanan kepada pemerintah yang berkuasa. Tidak berjalan mulus, aksi tersebut membuat sejumlah tokoh PKI menjadi buronan. Demi menghindari penangkapan dan gejolak politik, beberapa tokoh PKI memilih jalan kabur sebagai cara jitu. Tak segan-segan, mereka melarikan diri hingga ke negeri orang. Berikut deretan negara yang menjadi tujuan para tokoh PKI untuk melarikan diri.
Baca juga: 3 Kali Kudeta Berdarah PKI di Indonesia, Salah Satunya G30S
1. Singapura
Pada tahun 1925, PKI merencanakan pemberontakan kepada Belanda. Aksi tersebut dikenal sebagai aksi Prambanan yang meliputi pemogokan kerja hingga aksi bersenjata yang melibatkan para petani dan serdadu. Sayangnya, kabar tersebut terdengar pihak Belanda sehingga sejumlah tokoh PKI pun diburu dan dipenjarakan.
Muso dan Alimin sebagai tokoh PKI, berhasil melarikan diri ke Singapura. Di sana, mereka berdua bertemu dengan Subakat, Sanusi, dan Winata dan kembali merencanakan revolusi. Dalam upaya perlawanan tersebut, mereka juga mengajak Tan Malaka, namun ditolak dengan tegas karena mentahnya persiapan PKI.
Baca juga: Sejarah Lahirnya PKI: Didirikan Orang Belanda, Dikubur Pemerintah Indonesia
2. Uni Soviet
Uni Soviet adalah negara pertama yang menganut paham sosialisme Marxis. Sebagai negara komunis terbesar, Uni Soviet kerap dijadikan tempat bagi para tokoh PKI untuk berilmu dan memperdalam pengetahuannya mengenai konsep komunis. Muso dan Alimin adalah tokoh PKI yang pernah menginjakkan kakinya di Negara Tirai Besi tersebut. Setelah mendapat penolakan dari Tan Malaka, Alimin dan Muso melanjutkan perjalanan ke Moskow untuk meminta dukungan Stalin. Sayangnya, mereka berdua kembali mendapatkan penolakan karena alasan yang sama seperti yang dikemukakan oleh Tan Malaka. Sebelum kembali ke Indonesia, Muso diberi pendidikan Marxisme-Leninisme dan dilatih untuk menjadi agen komunis internasional di Uni Soviet. Sementara Alimin mengembara sebagai agen komintern.
Baca Juga: Salurkan BLT BBM kepada 20,65 Juta KPM, Ini Strategi Pos Indonesia