Keketuaan ASEAN Indonesia memprioritaskan pendekatan pertahanan terpadu – Indo-Pacific Defense Forum - e-Kompas.ID
Connect with us

Nasional

Keketuaan ASEAN Indonesia memprioritaskan pendekatan pertahanan terpadu – Indo-Pacific Defense Forum


Gusty Da Costa

Indonesia, yang telah menjalani sembilan bulan dalam masa jabatan setahun sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), memimpin kelompok beranggotakan 10 negara itu untuk memajukan agenda pertahanan yang terpadu dan didefinisikan secara strategis, demikian menurut para pejabat dan pakar. Ini termasuk meluncurkan latihan pertahanan perdana yang hanya diikuti negara anggota ASEAN dan memperkenalkan langkah-langkah untuk memperkuat sentralitas ASEAN dalam arena pertahanan serta meningkatkan kerja sama dengan negara-negara mitra dialog kelompok itu.

“Saya merasa optimis bahwa dengan bekerja sama dan menempatkan persatuan ASEAN sebagai prioritas utama, kita dapat mengesampingkan perbedaan sembari tetap menjaga kepentingan nasional masing-masing negara,” ungkap Donny Ermawan Taufanto, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Indonesia, kepada jurnalis di Pertemuan Pejabat Senior Pertahanan ASEAN (ASEAN Defence Senior Officials’ Meeting – ADSOM) 2023 di Jakarta pada 2 Agustus. “Dengan cara ini, kita akan lebih siap dalam menghadapi tantangan di masa depan.”

Mulai 18-25 September 2023, negara-negara anggota ASEAN dan Timor-Leste, yang pada akhir tahun 2022 pada prinsipnya diterima sebagai anggota ke-11 kelompok itu, akan berpartisipasi dalam latihan pertahanan maritim. Latihan militer pertama yang khusus diikuti oleh negara anggota ASEAN itu akan berfokus pada patroli maritim gabungan, evakuasi medis, dan operasi bantuan bencana.

Pada awal Mei 2023, Presiden Indonesia Joko Widodo menyerukan implementasi lebih lanjut Wawasan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific – AOIP) pada KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, kota nelayan di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Diperkenalkan oleh Jakarta pada tahun 2019 dan diadopsi oleh ASEAN pada tahun yang sama, AOIP berupaya memelihara perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran regional. Inisiatif ini menetapkan bahwa semua anggota harus menyetujui setiap kerja sama pertahanan ASEAN dengan negara-negara nonanggota.

Selain ADSOM, Jakarta juga menjadi tuan rumah pertemuan ADSOM-Plus pada awal Agustus. Dua deklarasi penting yang berfokus pada pertahanan diadopsi pada pertemuan tersebut. Salah satu deklarasi berupaya untuk meningkatkan kerja sama pertahanan dan kepercayaan di antara anggota ASEAN untuk mengatasi masalah keamanan seperti perang saudara di Myanmar yang dipicu oleh kudeta militer pada Februari 2021, keamanan maritim, kontraterorisme, keamanan siber, dan bencana alam. Deklarasi lainnya menegaskan kembali dukungan mitra dialog ASEAN terhadap sentralitas ASEAN, kerja sama dalam kepentingan keamanan bersama, serta menjunjung tinggi hukum dan norma internasional.

Mitra dialognya adalah Australia, Kanada, Uni Eropa, India, Jepang, Selandia Baru, Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Korea Selatan, Britania Raya, dan Amerika Serikat.

Pada pertemuan ADSOM dan ADSOM-Plus itu, makalah konsep juga diadopsi untuk meningkatkan kerja sama di bidang kedokteran militer, operasi pemeliharaan perdamaian, keamanan siber, serta bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana. Sementara itu, Jepang dan Filipina ditunjuk sebagai ketua bersama kelompok kerja ahli Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN-Plus (ASEAN Defence Ministers’ Meeting-Plus – ADMM-Plus) dari tahun 2024-27.

“Hasil pertemuan ini dapat menjadi landasan yang kuat bagi kelancaran dan kesuksesan ADMM dan ADMM-Plus 2023 yang akan diselenggarakan pada November 2023,” ungkap Dave Laksono, anggota Komisi I DPR RI, yang mengawasi urusan pertahanan dan luar negeri, kepada FORUM. Indonesia merasa sangat optimis untuk “bekerja bersama-sama dan menempatkan persatuan ASEAN sebagai prioritas utama.”

Dave Laksono mengatakan pendekatan Jakarta terhadap masa jabatannya sebagai ketua ASEAN mencerminkan kepemimpinannya dalam Kelompok 20 negara-negara industri dan pasar yang sedang berkembang pada tahun 2022: untuk mencapai “sinergi yang kuat, baik di antara para pemangku kepentingan di Indonesia maupun dengan negara-negara anggota” untuk berupaya mencapai sasaran bersama dan mengatasi “masalah pelik” seperti konflik di Myanmar dan invasi tak beralasan Rusia ke Ukraina.

Gusty Da Costa merupakan kontributor FORUM yang berbasis di Jakarta, Indonesia.





Sumber Berita

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2022 e-Kompas.ID