DEPOK – Bakal calon presiden (Bacapres) yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo menceritakan pengalamannya menjadi Gubernur Jawa Tengah (Jateng) dalam menangani pandemi Covid-19. Kala itu, Ganjar memilih untuk transparansi terkait data Covid-19.
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengisi Kuliah Kebangsaan FISIP UI bertajuk “Hendak ke Mana Indonesia Kita?”, pada Senin (18/9/2023) siang.
“Ketika publik tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Anda mau pake isme yang mana? Kita tipu publik agar dia tenang atau kita berikan kejujuran dan dia akan cemas. Saya pilih yang kedua,” kata Ganjar.
BACA JUGA:
Kala itu, kata Ganjar, ada sekitar 2 juta kasus yang tak diinput oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Atas dasar itu, Ganjar mengaku sempat memprotes sebanyak 4 kali.
“Apa yang terjadi pada saat pandemi saya lupa angka persisnya. Tapi kira-kira waktu itu ada 2 juta yang tidak diinput, coba di-Google. Saya protes keras 4 kali, pengelola data yang ada di Kemenkes datang ke Jateng,” tutur Ganjar.
BACA JUGA:
“Saya sampaikan sampai begini bahasa saya, komunikasi saya mungkin buruk yah. Sampai saya bilang gini ‘Pak kalau memang ada data kami yang belum masuk, masukkan besok pagi.’ ‘Maaf Pak Ganjar kalau ini dimasukkan besok pagi Jateng akan tertinggi di seluruh dunia’. ‘Saya tidak peduli dan saya akan jawab’,” ucap Ganjar sambil mengulangi percakapan.
Atas dasar itu, kata Ganjar, dirinya sempat berdebat dengan Menteri Kesehatan (Menkes). Bahkan, ia mengaku sempat ditelepon Luhut Binsar Pandjaitan.
Follow Berita e-Kompas.ID di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis e-Kompas.ID.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Leave a Reply