Lugas, Ganjar Pranowo Jawab Pertanyaan Mahasiswa dan Dosen UGM : e-Kompas.ID Nasional - e-Kompas.ID
Connect with us

Headline

Lugas, Ganjar Pranowo Jawab Pertanyaan Mahasiswa dan Dosen UGM : e-Kompas.ID Nasional


 

YOGYAKARTA – Sejumlah pertanyaan dilayangkan kepada bakal calon presiden (Bacapres) Partai Perindo, Ganjar Pranowo saat dirinya memaparkan gagasannya di program Narasi milik Najwa Shihab yang digelar di Gedung Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (19/9/2023) malam.

Acara tersebut digelar secara terbuka dengan dihadiri ribuan mahasiswa dan sejumlah dosen UGM. Acara yang dipandu Najwa Shihab tersebut memberikan kesempatan kepada Ganjar memaparkan gagasannya untuk Indonesia ke depan ketika terpilih menjadi presiden pada Pemilu 2024.

Dalam pemaparannya, Ganjar membahas sejumlah isu terkait masalah yang dihadapi Indonesia saat ini, serta solusi-solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut.

Selain pemaparan ide, ada sesi tanya dari dosen dan mahasiswa yang hadir. Mereka diberikan kesempatan untuk bertanya kepada Ganjar.

Dalam sesi tanya jawab itu, salah satu pertanyaan diberikan oleh Dosen sekaligus Dekan Fakultas Filsafat UGM, Siti Murtiningsih terkait isu inklusivitas dalam kebijakan publik di Indonesia, hingga kasus terbaru yang saat ini terjadi di Pulau Rempang.

“Sayangnya, biasanya kalau kita bicara tentang inklusivitas selalu dihadapkan dengan problem keragaman identitas, entah itu keagamaan gender atau suku. Tetapi dalam kebijakan publik, basis inklusivitas itu seharusnya bukan hanya identitas, tetapi juga kelas. Nah, karena minimnya narasi inklusivitas dalam kelas, banyak terjadi kebijakan negara yang merugikan kelas sosial tertentu. Sering ada konflik vertikal antara aparat dan warga tidak yang bisa terhindarkan,” katanya.

“Pertanyaan saya, sejauh mana komitmen Mas Ganjar terhadap inklusivitas kelas dalam kebijakan publik, jika ada konflik vertikal apa yang akan Mas Ganjar lakukan?” ucapnya.

Menjawab hal itu, Ganjar dengan tegas mengatakan, jika persoalan tersebut muncul dan sulit diselesaikan, pemimpin tertinggi negara harus turun tangan langsung di dalam persoalan tersebut.

“Pemimpin tertinggi harus turun tangan, itu,” jawabnya dengan tegas.


Follow Berita e-Kompas.ID di Google News

Selain itu, Ganjar mengutarakan pengalamannya saat menjadi Gubernur Jawa Tengah selama 10 tahun. Dia memberikan ruang partisipasi kepada kelompok-kelompok marjinal. Saat itu, dia dihadapkan dengan masalah pembebasan lahan di proyek jalan Tol Brebes Exit.

“Suatu ketika saya harus menyelesaikan beberapa persoalan, ada energi, pabrik semen, ada bendungan, ada jalan tol. Ketika saya datang sebetulnya persoalannya tidak terlalu rumit,” katanya.

“Saya harus menghormati satu rumah ketika proyek) Brexit (Brebes Exit), macet lebaran. Saya katakan, biarkan saja, disewa dulu sampai mudik Lebaran selesai, jadi arus lalu lintasnya melingkar melewati satu rumah. Setelah selesai (mudik lebaran) kita lobi, kita datangi, kita berikan penjelasan berkali-kali dan saya bukan orang yang mampu sendirian, maka saya undang tokoh masyarakat, tokoh agama untuk membantu menyelesaikan masalah itu dan masalah itu, beres,” ujar Ganjar.

Jawaban tegas dari Ganjar yang selalu konsisten itu pun disambut dengan tepuk tangan yang hadir. Hal yang sama juga dilakukan ketika Ganjar menjawab pertanyaan dari perwakilan mahasiswa, yang selalu dibarengi tepuk tangan dan teriakan tanda kekaguman.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis e-Kompas.ID.com tidak terlibat dalam materi konten ini.



Sumber Berita

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Headline

Lugas, Ganjar Pranowo Jawab Pertanyaan Mahasiswa dan Dosen UGM : e-Kompas.ID Nasional


 

YOGYAKARTA – Sejumlah pertanyaan dilayangkan kepada bakal calon presiden (Bacapres) Partai Perindo, Ganjar Pranowo saat dirinya memaparkan gagasannya di program Narasi milik Najwa Shihab yang digelar di Gedung Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (19/9/2023) malam.

Acara tersebut digelar secara terbuka dengan dihadiri ribuan mahasiswa dan sejumlah dosen UGM. Acara yang dipandu Najwa Shihab tersebut memberikan kesempatan kepada Ganjar memaparkan gagasannya untuk Indonesia ke depan ketika terpilih menjadi presiden pada Pemilu 2024.

Dalam pemaparannya, Ganjar membahas sejumlah isu terkait masalah yang dihadapi Indonesia saat ini, serta solusi-solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut.

Selain pemaparan ide, ada sesi tanya dari dosen dan mahasiswa yang hadir. Mereka diberikan kesempatan untuk bertanya kepada Ganjar.

Dalam sesi tanya jawab itu, salah satu pertanyaan diberikan oleh Dosen sekaligus Dekan Fakultas Filsafat UGM, Siti Murtiningsih terkait isu inklusivitas dalam kebijakan publik di Indonesia, hingga kasus terbaru yang saat ini terjadi di Pulau Rempang.

“Sayangnya, biasanya kalau kita bicara tentang inklusivitas selalu dihadapkan dengan problem keragaman identitas, entah itu keagamaan gender atau suku. Tetapi dalam kebijakan publik, basis inklusivitas itu seharusnya bukan hanya identitas, tetapi juga kelas. Nah, karena minimnya narasi inklusivitas dalam kelas, banyak terjadi kebijakan negara yang merugikan kelas sosial tertentu. Sering ada konflik vertikal antara aparat dan warga tidak yang bisa terhindarkan,” katanya.

“Pertanyaan saya, sejauh mana komitmen Mas Ganjar terhadap inklusivitas kelas dalam kebijakan publik, jika ada konflik vertikal apa yang akan Mas Ganjar lakukan?” ucapnya.

Menjawab hal itu, Ganjar dengan tegas mengatakan, jika persoalan tersebut muncul dan sulit diselesaikan, pemimpin tertinggi negara harus turun tangan langsung di dalam persoalan tersebut.

“Pemimpin tertinggi harus turun tangan, itu,” jawabnya dengan tegas.


Follow Berita e-Kompas.ID di Google News

Selain itu, Ganjar mengutarakan pengalamannya saat menjadi Gubernur Jawa Tengah selama 10 tahun. Dia memberikan ruang partisipasi kepada kelompok-kelompok marjinal. Saat itu, dia dihadapkan dengan masalah pembebasan lahan di proyek jalan Tol Brebes Exit.

“Suatu ketika saya harus menyelesaikan beberapa persoalan, ada energi, pabrik semen, ada bendungan, ada jalan tol. Ketika saya datang sebetulnya persoalannya tidak terlalu rumit,” katanya.

“Saya harus menghormati satu rumah ketika proyek) Brexit (Brebes Exit), macet lebaran. Saya katakan, biarkan saja, disewa dulu sampai mudik Lebaran selesai, jadi arus lalu lintasnya melingkar melewati satu rumah. Setelah selesai (mudik lebaran) kita lobi, kita datangi, kita berikan penjelasan berkali-kali dan saya bukan orang yang mampu sendirian, maka saya undang tokoh masyarakat, tokoh agama untuk membantu menyelesaikan masalah itu dan masalah itu, beres,” ujar Ganjar.

Jawaban tegas dari Ganjar yang selalu konsisten itu pun disambut dengan tepuk tangan yang hadir. Hal yang sama juga dilakukan ketika Ganjar menjawab pertanyaan dari perwakilan mahasiswa, yang selalu dibarengi tepuk tangan dan teriakan tanda kekaguman.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis e-Kompas.ID.com tidak terlibat dalam materi konten ini.



Sumber Berita

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2022 e-Kompas.ID